Belajar Menguntai Kata Bersama Desah Alam Yang Selalu Bergutasi dibawah rindanganya Akasia.
Minggu, 04 Desember 2011
Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Damono)
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakanya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak jejak kakinya yang ragu-ragu dijalan itu
Tak ada yang lebih dari hujan bulan juni
Dibiarkanya yang tak terucap diserap akar pohon bunga itu
(HBJ, Sapardi Djoko Damono 1994;90)
Puisi ini begitu indahnya membuatku sangat mengaguminya
Ijinkan aku membuat kalimat yang terinspirasi dari tulisan diatas
Tak ada yang lebih arif daripada hujan bulan juni
Dan aku akan terus berharap dibulan juni agar menjadi lebih arif
Meskipun tak mampu mengenggam kearifan itu
Namun aku akan tetap menikmati hujan dibulan juni dengan arif
Rumah Pohon
14 Juni 2011
22.13 wib
*Repost setelah mengendap dalam diary hp
sumber gambar :
Lantas Apa Yang Akan Terjadi Selanjutnya ?
Tak ada yang tahu tentang esok
Tak ada yang paham akan itu
Tak jua aku, kau dan mereka
Yang kita bisa hanya meraba selain bertanya
Lantas pertanyaan apa yang hendak kau ingin tahu
Seberapa besar rasa ingin tahumu itu
Sakit ini masih mengendap
Kubiarkan mengendap dan melarut berasama waktu
mungkin itu lebih baik
daripada aku harus memelihara dendam
Simpati itu terucap dari kalian
Aku sangat menghargainya
Tapi aku tak ingin dikasihani
Maka biarkan saja keruntuhanku ini terjadi
Besok ???
Apa yang terjadi dengan besok???
Rangkaian luka
takkan pernah mampu menguburku
Sekalipun aku harus menderita dalam kubangnya
namun aku akan terus bangkit
tidak untukmu, tidak untuk kalian
tapi untukku sendiri
aku masih mencintai diriku sendiri
RUMAH POHON
4 Desember 2011
21.28
Sumber Gambar :http://my.opera.com/linger16/albums/slideshow/?album=7115512&picture=123917392
Mekar
Yang aku tau aku pernah terluka
Dan luka itu telah menguncupkan hatiku
Hingga tak pernah lagi kubiarkan berseri
Hanya berwarna kelabu abu-abu
Sejenak setelah dia pergi
Dia telah bahagia dengan seseorang lain
Lantas bagaimana dengan aku ???
Haruskah aku terus menguncup layu
Aku pikir tak cukup adil untukku
Tidak, ini tidak pernah adil untuk diriku
Hatiku layak untuk memerah lagi
Masih sanggup untuk berkembang kembali
Lantas mengapa aku harus mematikannya?
Matahari takkan pernah hilang sinar
Sekalipun ia hanya bertemu rembulan saat senja
Begitupun aku takkan pernah pudar
Sekalipun aku menemui dipelaminan saja
Ah leganya memutuskan untuk bangkit
Tak terlalu sulit, namun butuh semangat yang tak pelit
Kurasa esok aku mampu untuk tak lagi berjinjit
Hanya untuk menghindari duri menghimpit
Aku sudah sangat siap
Maka biarkan aku mekar kembali
Rumah Pohon
4 Desember 2011
21.00 Wib
sumber gambar : http://festiamanah.blogspot.com/2010/01/sakura-hanya-mekar-pada-saat-musim-semi.html
Langganan:
Postingan (Atom)