Memory

Memory
Last Season

Jejakku

Senin, 30 Agustus 2010

Istiqaroh

Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridho-NYA bersabarlah

Bersabarlah dengan keindahan, demi ALLAH dia tidak datang karena kecantikan, kepintaran atau kekayaan tapi ALLAH yang mengerakannya.

Jangan tergesa-gesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum ALLAH mengizinkan, karena belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu.

Siapakah yang lebih mengetahui selain ALLAH, simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan dekap dihati rapat rapat, ALLAH akan menjawabnya dengan lebih indah disaat yang tepat.

***********************
Sebuah pesan singkat masuk dalam handphoneku dan ternyata berisi kalimat indah ini, subhanallah terima kasih untuk sahabat mayaku raya yang telah memberiku penyadaran melalui tulisan diatas, sehingga aku menjadi tak limbung setelah berkali-kali terombang ambing ketidakpastian.



RUMAH POHON
31 Agustus 2010
06.00 wib

Minggu, 29 Agustus 2010

Sisa Rindu

Rimbun dedaunan meredakan hembus angin pagi

Menyisakan sejuknya lewat butiran embun

tahukah ini sebagaimana hadirmu

Yang meredakan gejolak hati

Dan menyisakan rasa rindu ... dijiwaku

**Bandung, 20 Agustus 2010
17.11 wib
dikirim oleh sang manyar dalam remang senja yang mencoba menhibur resahku oleh penantian akan hadirnya pelangi yang entah menghilang kemana

Bahkan sampai saat ini masih saja kunanti pelangi itu, bodohkah aku ???
aku tak tahu yang jelas rasa ini sedemikian pekatnya sehingga mengendap dalam hatiku dan meracuni aliran darahku

Entah sampai kapan aku harus menderita karenanya

Rumah Pohon
30 Agustus 2010
03.30 wib

Jumat, 20 Agustus 2010

MENGINGATMU

Adalah satu hal yang selalu tak pernah kulupakan ketika senja membatu dalam hening malam yaitu mengingatmu

Mengingatmu membuatku mampu meredakan badai resah yang terus bergelanyut dipundakku hingga membuatku merasa kesakitan

mengingatmu adalah ibarat aku menciumi pagi, meremahnya dalam gengamku kemudian kubawa remahnya tuk lalui hari

Mengingatmu tak pernah membuatku bosan layaknya ilalang yang tak bosan bergoyang meski selalu terinjak, karena kau jua yang membuatnya bergoyang

Mengingatmu bukan sia-sia, karena cukup itu aku sanggup meretaskan asa yang sempat terkubur pasir curiga

Dan akan selalu kulakukan tiap pagi serta senjaku tiba... semoga kau mengerti.


RUMAH POHON
21 AGUSTUS 2010
07.45 Wib

Rabu, 18 Agustus 2010

SOULMATE

Apakah soulmate itu ?
Aku tak tau pasti
Tapi aku masih menginggat nasehat kakek tentang soulmate
Kalian ingin tau ...?

Soulmate
Adalah ketika orang yang kita cintai membalas perasaan suci kita
Adalah ketika kita merasakan benci dan bosan tapi kita masih juga menginginkannya
Adalah ketika kita bisa mengalahkan ego dan berusaha mengertinya
Adalah ketika dia tak sekedar menjadi teman seranjang saja namun menjelma menjadi sahabat disegala situasi
Adalah ketika kita menginginkan dia menemani kita menghabiskan hari diusia senja
Dan itu semua diperoleh bukan pada pandangan pertama
Bukan karena emosi sesaat
Namun membutuhkan sebuah proses bertahun tahun, hingga akhirnya kita dapat berkata "inilah SOULMATE-ku"

Jadi apakah salah jika aku berkata bahwa cinta adalah sebuah pengembaraan tanpa batas, untuk sebuah proses yang panjang menentukan seorang soulmate ?


RUMAH POHON
19 Agustus 2010
07.00 wib

Selasa, 17 Agustus 2010

Menikmati Pagi


Hmmm ...
Tuhan pagi ini indah sekali
Mungkin kemarin tak kalah indahnya
Hanya aku terlalu egois untuk mengakuinya
Dengan berbekal sebuah alasan yaitu sibuk

Tuhan ...
Menikmati pagi-MU sungguh menyamankan hatiku
Meretaskan sebuah perasaan bahagia
Mengendapkan segala gundah yang beberapa hari menggunung

Tuhan ...
Andai aku boleh bercerita tentang pagimu
Adalah pagi dengan pemandangan kabut yang setengah telanjang
Diselipi aroma embun yang perlahan terserap musnah
Bebarengan dengan goyangan ilalang yang menyambut mentarinya

Tuhan ...
Adalah indah pagi-MU yang sering kutinggalkan
Dan aku hanya terpekur menatap senja saja
Ternyata tak hanya senja yang memiliki naungan keindahan tangan-MU, pagi dengan dinginya mampu menghadirkan keindahan yang tak kalah indahnya

Menatap pagi ini
Dibulan penuh berkah ini
Membuat senyumku yang sempat mengkerut menjadi kembali mekar
Kurasa ini waktuku berbenah
Terlalu banyak aku membuang waktuku demi sesuatu tak berguna

Tuhan ...
Aku akan berlari mengejar ketinggalanku
....


RUMAH POHON
18 Agustus 2010
07.00 wib
**hari ini akhirnya selesai sudah satu masalah yang selama 9 bulan ini terus menggulung hariku dalam awan hitam dan memaksaku berjibaku dengan hatiku sendiri.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Mencoba Berkicau Seperti Kutilangku

Pagi Kutilangku ....
Kuharap pagimu ini tak seperih kemarin ya
Asam lambung yang tak pernah membuatmu nyaman
Harusnya aku berkata "biarkan saja"
Toh tiap keluku berkata tak pernah tergubris

Kenyataannya ...
Aku takkan pernah bisa meninggalkanmu dalam bisu
Meskipun aku sempat ngelangut bersama pagi
Aku ingin berceloteh sepertimu bolehkah ???

Ah aku rindu wangi kopi ekspresso yang pahit
Sepahit luka yang pernah menimbulkan ngarai airmata
Namun ternyata aku menikmatinya
Aku menikmati tiap luka yang tergores perlahan
Mengiris hatiku, mulai akan memecah empedu uhh pahit
Dan aku menikmatinya
Sangat ...

Kau tau kutilangku
Aku mulai berfikir apakah otakku sudah mendidih karena api kekesalan
Sehingga aku sangat menginginkan luka itu
Dan aku sadar aku telah membuat telagaku sendiri
Dari airmata yang tertumpah didalamnya
Sakit yang kurasakan memaksaku tetap tersenyum dan tegar
Hingga terkadang aku berfikir "apa jadinya aku tanpa luka"
Apakah aku akan tetap tulus tersenyum dan tegar
Atau justru menjadi introvert dan berkelambu korden hitam tanda penyendiri

Entahlah !!!

Kutilangku ...
Kita tlah bercakap melebihi waktu yang merangkak
Kita tlah mengerti melebihi buih dibibir pantainya
Dan aku merasa nyaman berada diperputaran waktumu
Meskipun untuk itu tak jarang aku harus kembali memuntahkan lalu yang telah kutelan
Karena hanya denganmu aku sanggup berkata bahwa senja itu menyedihkan
Bahwasanya senja menginggatkanku akan perpisahan
Dan senja itu kelabu

Jangan berfikir apa apa hey kutilang
Aku tidak sedang bersedih pun juga gembira
Aku hanya sedang mengungkapkan atas apa yang tak pernah terungkap
Atas apa yang selalu kusembunyikan keberadaanya
Layakanya Akasia Randu Jati yang tak pernah kuungkap

Kutilangku cepat sembuh dari gas lambungmu yang menguap terlalu banyak
Kuharap kau bisa kembali membahanakan kicaumu
Yang selalu bisa menyurutkan sedihku, bisa menerbitkan semangatku dalam waktu bersamaan

Karena kita adalah senyawa
Takkan pernah bosan aku menggulangnya

RUMAH POHON
15 Agustus 2010
03.00 wib

Jumat, 13 Agustus 2010

MUNAFIK


Benci !!!

Tidak !!!

Benci ... Tidak ....

Tidak benci .... Iya ???

Lagi lagi perasaan itu muncul
Tak pernah tersinkronisasi dengan baik
Mulutku menyublimkan benci
Namun hatiku menghablurkan tidak
Logikaku mencairkan keegoisanku
Tapi imajinasiku memadatkan emosiku
Dan lagi lagi pemahamanku datang
Mengembunkan sebuah pemakluman akan CINTA
Sehingga mampu menguapkan segala amarah

Iya karena Aku Cinta Kau
Jika ini munafik, maka ku akui itu


RUMAH POHON
14 Agustus 2010
05.00 wib
**Until the day we meet again

Kamis, 12 Agustus 2010

SUARA ALAM


Dibawah Keindahan Cahaya

Layaknya mentari dipagi hari

Bulan dan bintang dimalam hari

Mereka nyanyikan sajak tanpa kata

Namun penuh keindahan

Ketika angin bertiup

Membawa alunan melodi

Keseluruh penjuru

Sampaikan salam kepada yang berdiri disana

Diatas tapal batas sebuah penantian

__________________________________**

Dan aku akan tetap menunggu datangmu
Hanya untuk melihat senja berbias temaram
Yang selalu kau ceritakan padaku
Hey cowok ayolah kemari kita berlari mengejar lembayung senja diatas tapal batas sebuah penantian


RUMAH POHON
13 Agustus 2010
13.00 wib
**Terimakasih sajak yang indah menyesuaikan tempat yang kurindukan . Jalinan persahabatan ini semoga terus menjelajahi waktu tanpa mengenal lelah.

HENING


Berhentilah
Jika bosan menderamu
Mengombang ambingmu dalam ketidakpastian
Dan kau sudah tak mampu lagi menaikkan layarmu

Berhentilah
Jika itu ternyata menenagkanmu
Dari serbuan ombak masalah
Buih buih kerinduan
Ganggang kelelahan yang kemudian melumut menjadikan motor diperahumu menjadi tersedat

Menepilah
Hening sejenak
Berkiblatlah ....

Ombak tak selamanya menganas
Karang tak selamanya menghujam
Layar tak selamanya mengudara
Begitupun hati tak selamanya ia akan berkata "egois"

Aku ingin hening


RUMAH POHON
13 Agustus 2010
09.00 wib

Dia Menyayangiku


Jelaga terbesar sekalipun nampaknya tidak akan muat
Untuk menampung aliran kasih sayang yang kau curahkan dari mata airmu
Untuk itu sengaja kumeminjam telaga
Guna menyimpan setiap apa yang kau alirkan kepadanya

Bandung 24 Juli 2010

**Terimakasih untuk sajak pagi yang selalu kau kirimkan untukku ketika pagi menjelma sempurna menjadi hari dan ketika senja menjemput malam diperaduannya.
Terimakasih untuk waktu yang terluangkan demi menceriakan hariku, meskipun hanya maaf yang bisa kuberikan.

RUMAH POHON
13 Agustus 2010
09.00 wib

Ketika Kutilang Menyeka Laraku

Barangkali tak bisa kuhapus tangismu
Rasa sakit yang kini mengendap dalam sukmamu
Namun jika hening yang kau butuhkan untuk meredakan gundah
Maka aku akan diam menjaga hening itu

Rupa rasa beserta dilemannya adalah sebuah cerita yang membungkus hidup kita
Pengelana yang tak tahu arti cinta

Ini pundakku ....
Menangislah kau disitu dan aku akan diam menjaga heningmu

Esok ketika biru langitku bisa menentramkanmu
Tersenyumlah
Dan kembali percaya bahwa ada rencana indah dibaliknya


**Untuk kutilangku
apa arti aku tanpamu
seharusnya engkau yang kau sebut bidadari bukan ?
Untuk tiap dekap yang menghangatkan dukaku
Untuk tiap kata yang menghaluskan segala resah
Untuk senyum yang bisa membiusku menjadi ceria kembali
Dan untuk untuk untuk yang tak terucap oleh kelu
Namun terkatakan oleh hati yang tak terperi
Maka tak kunjung bosan aku mengucapkan terimakasih kutilangku

Kita, kau dan aku bersenyawa
Dan aku takkan lengkap tanpamu
Begitupun kau
Tetaplah demikian !!!


RUMAH POHON
12 Agustus 2010
20.00 wib

KEPADA NANTI

Nanti yang belum terjamah kini
Aku mengirimkan surat tertulis padamu
Atas semua yang belum terjadi dan yang akan kujalani
Ijinkan aku meneguk kendi kebahagiaan yang tengah kunikmati kesegarannya

Hey nanti yang belum terjinjiti waktu
Maukah kau tetap mengandengku dalam sebuah lintasan kebersamaan
Dengannya yang enggan kueja namanya
Karena malu dengan sang bayu yang akan meronakan pipiku

Ya sudah !!!
Cukup itu permintaanku
Sederhana bukan ?
Kebahagian dan kebersamaan didalam ceruk kejujuran bernama hati nurani

Tunggu aku datang ya nanti !!!


RUMAH POHON
12 Agustus 2010
17.00 wib
**Tuhan terimakasih untuk indah hari ini yang kembali memelukku setelah hujan membiusku dalam kesedihan.

Rabu, 11 Agustus 2010

BEGADANG


Jam 12 dentang waktu tlah berdenting
Tanda menuju lelap menjemput
Selamat malam semua mimpi indah

Satu jam, dua jam, tiga jam menjelang
Ish tak mau terlelap jua jiwaku
Meski mataku memejam sempurna
Kemana kantukku pergi ???

Hey kembali kau
Aku sedang tak ingin terjaga
Tidak hari ini karena aku sedang lelah
Rindu menumpuk
Emosi membanjir
Risau memanen
Apalagi ???
Lengkap sudah
Dan aku hanya ingin terpulas

Tapi rupannya kantukku sedang mengopi
Hingga aku harus terjaga lagi malam ini
Menyebalkan !


RUMAH POHON
12 Agustus 2010
09.10 wib
**ngantuk sekali.

Peluh


Mencoba menerobos kulit ari yang terasa menebal menghalangi jalannya

Bersamaan dengan semakin kencangnya degup jantung yang makin tak seirama

Setelahnya ia mengalir pelan dipermukaan, terasa hangat dan berbentuk butiran kecil

Menjadikan rona-rona merah dipipi semakin mendaki kegirangan

Sejurus kemudian butiran itu siap menganak pinak

Sialan !!!

Matamu terus saja membuatku salah tingkah


RUMAH POHON
12 Agustus 2010
07.00 wib

JENGAH


Sejengkal berhenti

Dua jengkal menatap

Tiga jengkal menoleh

Empat jengkal terdiam

Lima jengkal ... berlari memelukmu

Aku tak tahan jika kau diam

Diammu membuatku jengah tau !


Rumah Pohon
11 Agustus 2010
14.00 WIB

PENCURI


Tunggu sebentar ...
Dia baru saja tertidur dalam pelukan bantal
Bersanding mesra dengan guling
Dan bersetubuh didekap selimut

Sudah aman !!!

Saatnya beraksi

Seulas senyum yang menyajikan kenyaman
Sepasang mata yang mengundang rasa penasaran
Sebongkah hidung mancung nan menawan
Seikat rambut ikal yang mengisi dunia khayalan
ah lengkap tak ada yang tertinggal bukan ???

Oh tidak ada yang masih belum kuambil
Sepotong hati penuh ketulusan masih tergeletak disana
Tanpa itu maka tak ada arti ini semua kan ?

Lengkap... terpenuhi daftarku
Maaf ya tuan
Telah mengambil milikmu tanpa permisi


Rumah Pohon
11 Agustus 2010
13.45 wib
**senyumanmu, tatapanmu,nafasmu,ikalmu dan untuk hatimu semuanya aku suka.

Selasa, 10 Agustus 2010

SERAT CINTAKU

Cintaku serupa serat mengerat pada dinding hati

Memintal mintal menjadi benang perasaan

Hingga akhirnya berubah menjadi kain kerinduan

Dan akan kusematkan kain ini pada pagelaran kesenian cinta

Tanda mengenapi bersatunya dua hati


Rumah Pohon
11 Agustus 2010
13.00 Wib
**I lov U Pace

Aku dan Kutilangku


Jumpa lagi dengan senja namun kini bergelut mendung dan hembusan angin dingin
Memupuskan harap untuk berjumpa bintang
Tak ada apa apa, yang ada senyum yang kusimpan laksana kilaunya senyummu
Ya hanya kilaumu ....


Hey ada apa denganmu kutilangku


Tak apa hanya sedikit rindu yang lusuh disaku celana
Menyutubuhi sepi yang berjingkat menjelang senja berganti gelap seperti biasa
Aku resah ketika wajah malaikatku melenyap dari pelupuk mata
Hei bidadariku bisakah kau bantu aku menyelesaikan dongeng yang kucatat dilembaran kertas berwarna ungu ?
Bukang tentang kisah yang berujung tragis atau ending luar biasa romantis
Sederhana saja cuma cinta cuma cuma


Dan aku akan menganggukan kepala jika itu bisa merapikan lusuhmu
Namun aku bukanlah lakon utama dalam dongengmu
Jadi beritahu aku samapai dimana aku harus menyambung kisah senjamu yang selalu kurindu jingkatnya
Hey kutilangku ....
Tiap lembar dongenng lusuhmu selalu kusimpan rapi dalam kantong otakku
Yang tak mungkin ku hapus sekalipun senja tak lagi mengguning


Aku lupa berapa halaman yang telah kuukir
Hanya kuingat selarik nama yang telah ku pahat
Kegilaanku yang mencandu setiap jengkal hirup nafasku dalam perjamuan hati
Yang menggiring mimpi setapak lalu berganti menjadi jinjit yang menepi
Menjadi sebentuk laku di bibir peristiwa yang kupercaya pasti akan datangnya
Entah dilembar mana sang waktu akan berkata iya
Mengodaku untuk berjibaku bersama hati yang kutau siapa yang menawannya


Jika lembarmu berkata iya pada lembar terakhir apakah hatimu akan berhenti berjibaku?
Kutilangku aku menginginkan dongeng yang indah untukmu
Tak peduli pada bab mana akan kau temui
Dan yakinlah saat itu tiba aku akan segera membukukannya

Pagi tadi aku temukan kembali sajak hadiahku yang terhapus
Kubaca dengan bibir gemetar dan haru yang membuncah
Ceritaku yang cuma sedikit itu tidak benar hilang ternyata
Hanya terselip difolder yang jarang aku buka
Apakah itu berarti Tuhan mulai mengasihi aku dan memberi seceruk restu ?
Aku tidak tahu, Aku hanya tahu rinduku terlalu dalam
Sampai mataku menghangat dan tak mau terpejam


Lusuh
Usang
Dekil
Berdebu
Namun ternyata takkan aus oleh waktu
Kita yang makin cantik karena luka
Kita yang terhempas dan terombang ambingnamun masih bisa berdiri
Bab selanjutnya ingin kuukir kisahmu yang selalu mengenggamku
Agar aku tak melayang karena bimbang
Aku juga ingin berkoar betapa hangatnya hatimu
Sekalipun luka menelungkupimu
Kuharap kau temukan lembar itu yang belum terbukukan
Dalam perjalanan cintamu

Aku bisa berkata apa ?
Untukmu yang selalu saja bisa mengeja resah meski aku diam tanpa kata
Aku rindu pada riuh tawamu yang selalu bisa menghentikan cucur airmataku
Bolehkah aku mender tawamu lagi >
Dan seperti biasa aku hanya butuh terisak dipangkuanmu


Boleh saja silahkan
karena ternyata hanya kau pula yang sanggup mengeja tiap penggal lukaku
Dan tak peduli lalu,kini atau nanti aku selalu disini
Takkan pernah kupijakkan jemariku ditaman lain
Karena hanya disini aku merasa nyaman mendegarmu berkicau



Rumah Pohon
10 Agustus 2010
12.00 wib
** Untuk kutilangku aku sayang kamu dek !!!

CINTA


Cinta adalah pengembaraan tanpa batas
Melalui tirai horizon yang tersingkap
Manakala senja siap memeluk malam
Dimana kerinduan akan cinta terjatuh
Diatas untaian kidung hati ...

Cinta ada kalanya melalui taman berbunga
Ada kalanya melewati padang tandus
Kadang membatu ditengah musim
Kadang mencair bersamaan dengan tetes embun
Seperti cinta pertamanya adam pada hawa
Cinta sebuah tumbuhan yang tidak memerlukan musim


** Puisi DIA yang ku poskan kembali mengenang lalu yang tak mungkin mengejar kini, hingga semua kempali pada tempatnya semula. Kau dengan musimmu dan aku tetap dengan musimku yang tak pernah kan bersatu melainkan hanya bersetuhan.

Selasa, 03 Agustus 2010

MAAFKU


Aku takkan pernah bisa mengarungi luasnya hatimu
Dengan sampan hatiku atau menggunakan perahu logika
Tidak....
Itu terlalu luas untuk kuarungi
Apalagi aku hanya buih buih yang mengotori jejak jejakmu dibibir pantai
Aku takkan pernah bisa sampai dijauhnya hatimu
Karena aku takkan mampu menjangkaumu
Tapi aku cukup bahagia menjadi buih dipantaimu
Mendekap senja dalam buaianmu
Bermain gulungan ombak didalam dekap tanganmu
Atau sekedar bermain petak umpet memecahkan buihku menjadi banyak
Sehingga bagian kecil itu terserak dan mendekati dirimu
Ah aku terlalu berharap lagi

Maafkan aku
Aku tak pernah sedikitpun ingin membuatmu bersedih
Namun cepat atau lambat buih buih tubuhku takkan sanggup menahan derunya ombak itu
Walau kau sejatinya akan tetap menjadi sebuah pelabuhan terindah
Menyajikan hiasan senja nan romantis
Prolog sempurna untukku menyambut malam

Maafku
Jika aku takkan pernah bisa memahami kebesaran hatimu
Keluasan sebuah cinta
dan ketulusan sebuah rasa
maaf
maaf
maaf...


Rumah Pohon
5 JUNI 2010
05.00 WIB
**Bolehkah aku masih tetap menjadi buih untuk pantaimu ?

KAU

Setulus aliran sungai yang mengalir mencari pantainya tanpa pernah merasa lelah sekalipun curahnya takkan pernah cukup untuk mengisi cawannya

Selembut lembayung senja yang memayungi hamparan mega mampu menghalau segala mendung yang mengantung pekat didasar awan sekalipun belai sang bayu lebih dahulu menyapu gerimis yang terlanjur turun

Sedamai hutan pinus yang terselubung oleh kabut dan bergutasi menciptakan manik embun dan akan meretas bersama pagi sekalipun harus hilang terserap oleh tanah

Adalah kau pemilik ketulusan, kelembutan dan kedamaian itu yang mampu meruntuhkan angkuhnya gunung hatiku dimana pagar ketidakpercayaan sengaja kutanam disekelilinya. Tanah kecewa itu kini tersiram oleh rintik rintik rindu, merontokkan daun luka yang tlah mengering karena kala dan siap bersemi kembali menuntaskan sebuah cerita.
Bersama Kau ....
Iya Kau yang tulus, lembut dan damai

Tak perlu kutanyakan lagi rasa itu karena semua yang kau beri telah lebih dari cukup untuk membuatku mengerti arti kasih sayang yang sejati.



Rumah Pohon
13 Juni 2010
09.00 WIB

JEJAK KAKI


Jejak kaki yang kau pijakkan dalam pantai hatiku takkan akan pernah pudar tapakkannya meskipun debur ombak tak henti hentinya mencoba untuk menghapusnya, sekalipun tanah yang terpijak itu turut tergerus oleh laju gelombang dan mencoba menyurutkan langkahku, takkan pernah memudar sebuah ingatan tentang jejakmu laksana nyiur kelapa yang takkan pernah bosan melambai kepantai cintanya sekalipun airnya takkan pernah bisa menjangkaunya, jejakmu terlalu kuat menapak dalam pasir hatiku menasbihkan hanya satu nama yang bergaung disana, tak peduli putaran bumi maka tulusnya sebuah hati kupersembahkan untuk merangkum jejak jejakmu dalam bingkai pantai hatiku dan layaknya sebuah anugrah maka tak pernah berhenti aku mengucap bait doa untukmu disana yang sedang mengukir jejak kakinya dipantai lain.


Rumah Pohon
16 JUNI 2010
09.00 wib
** you know i can't smile without you.

SINGGAH

Seikat mawar, sekotak coklat, selusin angan apakah semua itu tlah cukup ?

Jauhnya sebuah perjalanan yang akan kau tempuh akan sangat berarti jika yang terbawa bersamamu adalah sebuah ketulusan.

Layaknya sebuah aliran sungai yang tulus menyelami dasar batu dan terus menyusupkan anganya hingga ia bertemu dengan lautnya.

Maka yang kuinginkan tak lebih dari seikat ketulusan, sekotak senyum dan selusin pelukanmu, apakah cukup untuk menjawab pertanyaanmu dihari lalu...

Dan perlahan tapi pasti kuperkenakan kau singgah sejenak dalam halaman rumahku ... maukah kau suatu saat kembali lagi kesini.

Bersenandung dibawah hamparan mega, dikaki langit kita berteduh, menari bersama rinai hujan , tertawa dalam pekat malam.

Sampai saat itu singgah ... jangan hapus aku dari anganmu.



RUMAH POHON
07 Juli 2010
07.00 Wib
**dari blog sebelah

KEPADA LALU

Lalu bercerita padaku tentang indahnya kepakan manyar, sejurus kemudian aku berkata itu terlalu indah untuk kugapai, kepakan itu selalu menjauh berarak bersama awan tak terbatas angan hingga tertinggal aku disini dalam sepi.

Kemudian lalu menceritakan sebuah pantai yang menghanyutkan mimpi, aku hanya sanggup menceritakan gundah yang kurasakan ketika menunggu airnya tiba membasuh taman hatiku yang mulai kerontang menahan rindu.

Lalu kemudian menoleh pada kini dan bertanya apa indahnya pelangi, aku hanya tersenyum dan mengandeng tanganya sambil menanti senja bergulir bersama bayu.

Ah kau tau kini mengapa ak mengapit mesra pelangi itu ... ya karena dia nyata, dia yang mendekapku dalam sepi, dia yang menyemai impianku yang hampir kularung dalam lautan keputusasaan dan kini biarkan aku bahagia.

Lalu mengangguk dan meninggalkanku dalam tawa.


RUMAH POHON
17 JULI 2010
06.00 WIB
**Untuk lalu yang memberikan ak kenangan akan indahnya kepakan manyar dan damainya bibir pantai terimakasih tak terhingga terucap.


menyelamatkan asetku dari para facebooker

KEPADA KINI

Rebahlah sebuah harapan, saatnya kau berjalan sedikit pelan agar seirama kembali nafasmu dengan detak jantungmu.

Megahlah kau mimpi dalam sebuah taman yang akan berwujud nyata mengiringi langkah kecilku yang kerap terseok oleh kerikil namun tak menghentikan niatku tuk melaju.

Berkembanglah wahai hati serupa kuncup dipagi berkecubung embun senantiasa menyelimuti tangkai hatiku dalam dekap kepercayaan.

Menjaga sebuah bara harapan dipadang kasih dan dilautan kepercayaan sangatlah susah kulakukan, namun jika ketulusan mampu mengeratkan sendiku pada pijakan keyakinan maka ketetapan hati ini sesungguhnya sudah tercipta sejak mulai kau masuk dalam taman hatiku dan jangan pernah kau tanyakan lagi alasan aku memilihmu.


RUMAH POHON
18 JULI 2010
06.00 WIB
** pegang tanganku jika kau masih meragukanku, kepada kini kan kuyakinkan kita saling mendewasakan.