Memory

Memory
Last Season

Jejakku

Sabtu, 14 Agustus 2010

Mencoba Berkicau Seperti Kutilangku

Pagi Kutilangku ....
Kuharap pagimu ini tak seperih kemarin ya
Asam lambung yang tak pernah membuatmu nyaman
Harusnya aku berkata "biarkan saja"
Toh tiap keluku berkata tak pernah tergubris

Kenyataannya ...
Aku takkan pernah bisa meninggalkanmu dalam bisu
Meskipun aku sempat ngelangut bersama pagi
Aku ingin berceloteh sepertimu bolehkah ???

Ah aku rindu wangi kopi ekspresso yang pahit
Sepahit luka yang pernah menimbulkan ngarai airmata
Namun ternyata aku menikmatinya
Aku menikmati tiap luka yang tergores perlahan
Mengiris hatiku, mulai akan memecah empedu uhh pahit
Dan aku menikmatinya
Sangat ...

Kau tau kutilangku
Aku mulai berfikir apakah otakku sudah mendidih karena api kekesalan
Sehingga aku sangat menginginkan luka itu
Dan aku sadar aku telah membuat telagaku sendiri
Dari airmata yang tertumpah didalamnya
Sakit yang kurasakan memaksaku tetap tersenyum dan tegar
Hingga terkadang aku berfikir "apa jadinya aku tanpa luka"
Apakah aku akan tetap tulus tersenyum dan tegar
Atau justru menjadi introvert dan berkelambu korden hitam tanda penyendiri

Entahlah !!!

Kutilangku ...
Kita tlah bercakap melebihi waktu yang merangkak
Kita tlah mengerti melebihi buih dibibir pantainya
Dan aku merasa nyaman berada diperputaran waktumu
Meskipun untuk itu tak jarang aku harus kembali memuntahkan lalu yang telah kutelan
Karena hanya denganmu aku sanggup berkata bahwa senja itu menyedihkan
Bahwasanya senja menginggatkanku akan perpisahan
Dan senja itu kelabu

Jangan berfikir apa apa hey kutilang
Aku tidak sedang bersedih pun juga gembira
Aku hanya sedang mengungkapkan atas apa yang tak pernah terungkap
Atas apa yang selalu kusembunyikan keberadaanya
Layakanya Akasia Randu Jati yang tak pernah kuungkap

Kutilangku cepat sembuh dari gas lambungmu yang menguap terlalu banyak
Kuharap kau bisa kembali membahanakan kicaumu
Yang selalu bisa menyurutkan sedihku, bisa menerbitkan semangatku dalam waktu bersamaan

Karena kita adalah senyawa
Takkan pernah bosan aku menggulangnya

RUMAH POHON
15 Agustus 2010
03.00 wib

2 komentar:

  1. Seberapa kuat kau akan memendamnya sendirian?
    bercelotehlah, dimanapun kau merasa nyaman dan menemukan ketenangan.

    dan aku merasa senang bisa membuatmu sedikit tersenyum meski hanya sebentar...setidaknya aku masih berguna hehehe......

    BalasHapus
  2. kapan kita bertemu dalam nyata

    BalasHapus

Silahkan Meninggalkan Jejak Anda