Memory

Memory
Last Season

Jejakku

Selasa, 10 Agustus 2010

Aku dan Kutilangku


Jumpa lagi dengan senja namun kini bergelut mendung dan hembusan angin dingin
Memupuskan harap untuk berjumpa bintang
Tak ada apa apa, yang ada senyum yang kusimpan laksana kilaunya senyummu
Ya hanya kilaumu ....


Hey ada apa denganmu kutilangku


Tak apa hanya sedikit rindu yang lusuh disaku celana
Menyutubuhi sepi yang berjingkat menjelang senja berganti gelap seperti biasa
Aku resah ketika wajah malaikatku melenyap dari pelupuk mata
Hei bidadariku bisakah kau bantu aku menyelesaikan dongeng yang kucatat dilembaran kertas berwarna ungu ?
Bukang tentang kisah yang berujung tragis atau ending luar biasa romantis
Sederhana saja cuma cinta cuma cuma


Dan aku akan menganggukan kepala jika itu bisa merapikan lusuhmu
Namun aku bukanlah lakon utama dalam dongengmu
Jadi beritahu aku samapai dimana aku harus menyambung kisah senjamu yang selalu kurindu jingkatnya
Hey kutilangku ....
Tiap lembar dongenng lusuhmu selalu kusimpan rapi dalam kantong otakku
Yang tak mungkin ku hapus sekalipun senja tak lagi mengguning


Aku lupa berapa halaman yang telah kuukir
Hanya kuingat selarik nama yang telah ku pahat
Kegilaanku yang mencandu setiap jengkal hirup nafasku dalam perjamuan hati
Yang menggiring mimpi setapak lalu berganti menjadi jinjit yang menepi
Menjadi sebentuk laku di bibir peristiwa yang kupercaya pasti akan datangnya
Entah dilembar mana sang waktu akan berkata iya
Mengodaku untuk berjibaku bersama hati yang kutau siapa yang menawannya


Jika lembarmu berkata iya pada lembar terakhir apakah hatimu akan berhenti berjibaku?
Kutilangku aku menginginkan dongeng yang indah untukmu
Tak peduli pada bab mana akan kau temui
Dan yakinlah saat itu tiba aku akan segera membukukannya

Pagi tadi aku temukan kembali sajak hadiahku yang terhapus
Kubaca dengan bibir gemetar dan haru yang membuncah
Ceritaku yang cuma sedikit itu tidak benar hilang ternyata
Hanya terselip difolder yang jarang aku buka
Apakah itu berarti Tuhan mulai mengasihi aku dan memberi seceruk restu ?
Aku tidak tahu, Aku hanya tahu rinduku terlalu dalam
Sampai mataku menghangat dan tak mau terpejam


Lusuh
Usang
Dekil
Berdebu
Namun ternyata takkan aus oleh waktu
Kita yang makin cantik karena luka
Kita yang terhempas dan terombang ambingnamun masih bisa berdiri
Bab selanjutnya ingin kuukir kisahmu yang selalu mengenggamku
Agar aku tak melayang karena bimbang
Aku juga ingin berkoar betapa hangatnya hatimu
Sekalipun luka menelungkupimu
Kuharap kau temukan lembar itu yang belum terbukukan
Dalam perjalanan cintamu

Aku bisa berkata apa ?
Untukmu yang selalu saja bisa mengeja resah meski aku diam tanpa kata
Aku rindu pada riuh tawamu yang selalu bisa menghentikan cucur airmataku
Bolehkah aku mender tawamu lagi >
Dan seperti biasa aku hanya butuh terisak dipangkuanmu


Boleh saja silahkan
karena ternyata hanya kau pula yang sanggup mengeja tiap penggal lukaku
Dan tak peduli lalu,kini atau nanti aku selalu disini
Takkan pernah kupijakkan jemariku ditaman lain
Karena hanya disini aku merasa nyaman mendegarmu berkicau



Rumah Pohon
10 Agustus 2010
12.00 wib
** Untuk kutilangku aku sayang kamu dek !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Meninggalkan Jejak Anda