Memory

Memory
Last Season

Jejakku

Kamis, 12 Agustus 2010

Ketika Kutilang Menyeka Laraku

Barangkali tak bisa kuhapus tangismu
Rasa sakit yang kini mengendap dalam sukmamu
Namun jika hening yang kau butuhkan untuk meredakan gundah
Maka aku akan diam menjaga hening itu

Rupa rasa beserta dilemannya adalah sebuah cerita yang membungkus hidup kita
Pengelana yang tak tahu arti cinta

Ini pundakku ....
Menangislah kau disitu dan aku akan diam menjaga heningmu

Esok ketika biru langitku bisa menentramkanmu
Tersenyumlah
Dan kembali percaya bahwa ada rencana indah dibaliknya


**Untuk kutilangku
apa arti aku tanpamu
seharusnya engkau yang kau sebut bidadari bukan ?
Untuk tiap dekap yang menghangatkan dukaku
Untuk tiap kata yang menghaluskan segala resah
Untuk senyum yang bisa membiusku menjadi ceria kembali
Dan untuk untuk untuk yang tak terucap oleh kelu
Namun terkatakan oleh hati yang tak terperi
Maka tak kunjung bosan aku mengucapkan terimakasih kutilangku

Kita, kau dan aku bersenyawa
Dan aku takkan lengkap tanpamu
Begitupun kau
Tetaplah demikian !!!


RUMAH POHON
12 Agustus 2010
20.00 wib

2 komentar:

  1. Kepada hening yang membungkus celoteh riang.. membuat dada menyesak oleh isak, namun tak apa....sebab aku tau, aku selalu bisa menangis di pangkuan mu.

    merasakan elusan lembutmu di punggung dan kepalaku.
    menunggu sampai tawaku terlepas lagi...

    aku haru mendengarmu merindukan tawaku. tawa yang kita ciptakan beriringan setelah gundah menjajah kepingan hati

    selalu ada senyum mu, diantara gelap malam di langit itu, seperti bintang terang tanpa menyilaukan.....

    #peluk dari jauh#

    BalasHapus
  2. Dan itupun yang merajai hari kita
    sekalipun diantaranya terhampar padang luka
    dan kita tak pernah bisa menghindarinya selain bergandengan untuk melewatinya

    BalasHapus

Silahkan Meninggalkan Jejak Anda