Memory

Memory
Last Season

Jejakku

Jumat, 26 Maret 2010

Mawar Untuk Mena

Mewangi menaungi hari yang selalu tak pernah stagnan dalam perjalanannya

Entah kapan kau bisa merasakan lepas dari semua penat yang melekat pada tiap sendimu dan membuatmu nyeri pada ruas ruasnya.

Namun satu yang pasti kau mampu melewati semua ini karena kau adalah nyata yang takkan tersobek mimpi. Kau bukan ilusi dimana hanya bisa datang ketika malam dan menghilang ketika pagi

Aku hanya seorang penonton dari balik terali mata dan hanya bisa memberimu gutasi ketika terasa daun hatimu tandus, kemudian tinggal kau melanjutkan hiupmu seperti apa yang kau inginkan.

Mena sebuah nama dalam satu ingatan
Tak terhapus waktu tak mampu dimakan usia
Tak pudar oleh hapus jaman kecuali pikun
Kuharap pikun-pun menjahui kami

Mena nama indah untuk sebuah kenangan
Sebuah janji untuk jalinan pohon persahabatan
yang berusahan menebus cadas perbedaan
dan berklorofil bagi yang membutuhkan

Mena tetaplah menjadi mena sebuah mawar cantik meskipun terpagar oleh duri tajam.


Rumah Pohon
27 maret 2010
08.00 wib

2 komentar:

  1. puisi yg mena-rik wikikikik...
    Persahabatan memang tak kan pernah lekang oleh waktu meskipun tersapu jarak yg membentang

    BalasHapus
  2. termasuk dirimu sayang
    mena adalah anugrah yang terindah

    BalasHapus

Silahkan Meninggalkan Jejak Anda