Belajar Menguntai Kata Bersama Desah Alam Yang Selalu Bergutasi dibawah rindanganya Akasia.
Kamis, 13 Mei 2010
Daksina
Aku tersesat
Tak menemui mata angin yang kutuju
Berputar putar disatu titik
Hanya bertumpu di pusat daksina
Kenapa harus daksina ???
Jika kau tanyakan itu padaku
Maka aku akan menjawab " aku tak tahu"
Karena aku juga tidak mengerti mengapa hatiku memilih daksina
Sedang logiku sudah memutuskan agar aku meneruskan perjalanan
Daksina
Bisa ku artika Daksina galau lalu
Atau ingin kau artikan selatan ?
Terserah karena sejatinya akupun tidak mengerti
Dawai Kasih tak Nyata
Ya kala yang membekukan laluku dalam pendingin hati
Menutupnya rapat rapat dari panasbumi
Yang bisa melelehkannya
Sementara yang kuingin adalah bukan sekedar melelehkan
tapi mencairkan kemudian membuangnya
Daksina yang kau sebut selatan
Adalah aku pula yang tersesat disebuah arah mata angin
Tak bisa kutemukan Timur yang menerbitkan matahari
Tak kutemui Utara dimana angin berlabuh
Dan tak kulihat Barat dengan smaradhananya
Aku terpaku di sudut daksina
Menunggu yang tak pasti
Mengais sisa harapan
Tapi tetap tak kutemui jawaban
Karena sejatinya aku sudah menemukannya
Hanya aku mengingkarinya
Aku yang menginginkan itu
Aku yang mengharapkan kakiku tak melangkah
Munafik !!!
Maka harus kulantangkan sekarang
Daksinaku akan berubah
Biarlah dia tetap bersama sang lalu
Biarlah dia indah bersama kala yang membekukannya
Dan ijinkan aku melangkah lagi
Agar aku bisa merasakan indahnya kini dan nanti di mata angin yang berbeda
Daksina
Kututup cerita ini
Tak ingin lagi aku mendekapmu
Pergilah jauh sejauh Selatan membentang luas
Seindah ukiran namamu DAKSINA
Rumah Pohon
14 mei 2010
07.00 wib
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Meninggalkan Jejak Anda