Belajar Menguntai Kata Bersama Desah Alam Yang Selalu Bergutasi dibawah rindanganya Akasia.
Rabu, 19 Mei 2010
Sepengal Kisah Dalam Secangkir Kopi Cinta
Aku menemukanmu disudut sebuah kedai kopi
Tempat dimana aku menghabiskan sisa soreku bersama kepakan merpati
Seperti biasa cangkirku selalu diisi dengan kopi pekat tak berasa manis
Karena manis selalu membuat gigiku gemeletak menahan ringgis
Aku hanya mampu mengintipmu dibalik novel yang kubaca
Selebihnya kubiarkan waktu bergulir menurunkan senja
Dan kau, kau tak henti menatap cangkir kopiku seakan ngeri melihat hitamnya
Mungkin kau belum pernah menikmati kopi pekat ini sehingga menimbulkan tanya
Sampai satu hari kau duduk dihadapanku dengan membawa mochaccino-mu yang lembut
Aroma moccanya mampu membuat mataku mengalihkan arahnya dari novel faforit
Kau hanya tersenyum melihatku memperlihatkan gigi putihmu yang rapi terawat
Seakan gemas melihat kecuekkanku padahal dalam hati aku menikmati perkenalan yang sangat memikat
Kau yang parlente dengan jas hitam, baju warna pastel dan sepatu ala big boss merupakan sebuah daya tarik
Tapi bukan itu yang kulihat melainkan kau dengan kopimu yang memaksaku mencoba barang setitik
Dan aku dengan mata melotot berpura pura marah tetap saja berusaha menolak
Walau aromanya sudah mencuri indra penciumanya untuk segera menegak
Kau makin mempesonaku manakala kau memperkenalkan nama kopi itu adalah kopi cinta
Kau menjelaskan seksama komposisinya sehingga tercipta rasa cinta
Yaitu senyum tulus, rasa ikhlas dan kepercayaan untuk memulainya
Tanpa sadar akupun meraih cangkir itu dari jemarimu dan menegaknya kemudian menunggu reaksinya
Manis tapi tak membuatku meringgis
Manis dengan racikan pas
Manis dengan aroma berlapis
Dan tentu saja ini fantastis
Ah rupanya aku terlalu terpaku pada kopi pahitku
Sepahit kisah cintaku dimasa lalu
Yang seolah enggan berlalu
Erat mengikatku dalam belenggu
Kau yang membuatku merasakan rasa berbeda
Kau yang merangsangku menumbuhkan cinta
Dan itu bukan fatamorgana
Sebuah cinta yang telah bersemi dari secangkir kopi cinta telah menyatukan dua hati
Dan kini aku bisa berkata bahwa manis itu adalah cinta dan cinta itu kamu dan kamu seperti kopi ini.
Rumah Pohon
20 Mei 2010
12.00 wib
Gambar diambil disni :http://www.google.co.id/images?um=1&hl=en&tbs=isch:1&ei=fuf0S5WeH9S4rAf2tvyvCg&sa=X&oi=spell&resnum=0&ct=result&cd=1&q=GAMBAR+KOPI+MOCHACCINO&spell=1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
waaww..kopinya el..mauuu
BalasHapussedang rindukah kau pada harum kopi itu? atau kepadanya si pemilik kopi yang membuatmu jatuh hati?
BalasHapusIyut
BalasHapushahahaha sini aja iyut kubagi kopi ini denganmu
Dewiq
BalasHapusAh sedang tidak rindu
Hanya sedang menikmati secangkir kopi
Bukan meminumnya hanya mencium aromanya saj
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus